• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

CATRESCUE.ID

One cat at a time

  • Beranda
  • Donasi
  • Adopsi
    • Adoptable Cats
  • Edukasi
  • Artikel
  • Tentang
    • Tanya Jawab
    • Kontak
  • English
Hide Search

steril kucing

Shinta Mencari Furever Home

Devin Maeztri · November 11, 2020 · Tinggalkan Komentar

Shinta adalah kucing betina yang ditemukan di sebuah area parkiran di Pasar Minggu. Dia pertama kali terlihat di kolong mobil dan tidak terlihat aktif, hanya berbaring dan tidak bereaksi ketika dipanggil.

Setelah dipancing makanan kering akhirnya dia keluar dari kolong mobil dan karena cukup ramah Shinta dapat langsung ditangkap untuk diperiksa untuk disteril. Mengapa Shinta yang baru terlihat segera ditangkap untuk disteril? Karena Shinta adalah kucing betina yang baru datang atau dibuang di lokasi, dan banyak kucing jantan yang belum disteril sehingga mereka berpotensi untuk kawin dan berkembang biak di lapangan parkir yang berbahaya.

Shinta di parkiran
Shinta di parkiran

Dokter menyatakan kondisi Shinta secara umum sehat, hanya terlihat ada bekas cairan mata mungkin akibat peradangan. Gigi Shinta juga sudah tidak lengkap lagi. Shinta langsung diberi obat cacing dan tetes kutu. Besoknya Shinta disteril dan matanya diberikan salep.

Hari kedua setelah disteril Shinta masih belum mau makan, tetapi dianggap wajar karena baru disteril. Walau pun dikasih wet food Shinta tetap tidak semangat makan. Feses Shinta juga mengeluarkan cacing, dan encer. Karena sudah diberikan obat cacing, hal ini dianggap sebagai respon dari pemberian obat cacing.

Shinta baru disteril
Shinta baru disteril

Di hari ketiga, Shinta tetap tidak mau makan dan terlihat lemas, perban juga belum dibuka. Ketika akan disuapi, kondisi badan Shinta terasa panas, Shinta langsung dicek dan dilakukan tes darah umum. Shinta lemas dan pasif, sehingga langsung diberi infus. Dia mengalami dehidrasi parah dan siaanosis (kekurangan oksigen di dalam darah) sehingga terlihat sangat pucat.

Shinta sedang lemah
Shinta sedang lemah

Perban luka operasi steril juga dibuka, ternyata ditemukan sedikit bagian yang menghitam dan bagian hitam tersebut diberi salep bioplacenton dan madu hutan asli. Dokter menduga terjadi infeksi pada jahitan bekas operasinya yang diakibatkan jaringan kulit disekitarnya yang rapuh. Shinta diberikan obat yang disuntik untuk menambah darah, antihistamin, dan antibiotik. Shinta juga dipakaikan collar agar lukanya tidak dijilat.

Shinta pakai collar
Shinta pakai collar

Dua hari setelah kondisi yang drop, Shinta sudah mulai grooming badannya. Makannya masih harus disuapi dengan makanan basah. Fesesnya masih encer dan sedikit. Shinta masih responsif tetapi kurang aktif. Lukanya mulai membentuk koreng, sehingga diberikan bubuk antibiotik.

Feses yang masih encer dan sedikit-sedikit membuat badan Shinta kotor. Jika collar-nya dibuka, dia akan langsung grooming membersihkan badannya. Dokter dan paramedis pun sebisa mungkin membersihkan kotoran yang menempel pada badan Shinta.

  • Shinta sedang kotor
    Shinta sedang kotor
  • Shinta sedang grooming
    Shinta sedang grooming
  • Shinta lebih bersih
    Shinta lebih bersih

Seminggu kemudian Shinta mulai mau makan sendiri dan cukup lahap walau pun ketika tidak ada orang di dalam ruangan observasi. Dia juga mulai jalan-jalan dan mengeong aktif di dalam kadang. Luka Shinta yang sebelumnya terlihat seperti lebam mulai mengering dan terlihat gosong. Lukanya masih diberikan bioplacenton dan thrombophop di area yang terlihat seperti memar.

Setiap hari luka Shinta dibersihkan dan diberikan salep antibiotik. Nafsu makan Shinta terus meningkat, walau fesesnya masih lembek. Shinta juga diberikan Transfer Factor (TF) untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Pemulihan Shinta diprediksi akan lambat dan membutuhkan waktu, tetapi Shinta jelas menunjukkan progres yang cukup baik.

Setelah dicek darahnya dan dipastikan bahwa tidak ada gangguan pada ginjal dan hatinya, Shinta diberikan antibiotik yang cukup tinggi untuk membantu penyembuhan kulitnya. Hasil tesnya juga menunjukkan kadar ureum yang rendah, yang artinya Shita kekurangan nutrisi. Sedihnya, tes ulas darah Shinta juga menunjukkan adanya parasit darah.

Setelah bagian gosongnya mengelupas, ternyata jaringan di dalamnya basah dan bernanah. Kondisi Shinta yang tidak sehat, berkurang berat badannya, kekurangan nutrisi dan masih diinfus, membuat dokternya sulit mengambil keputusan untuk menutup lukanya dengan menjahit.

Shinta dengan lukanya
Shinta dengan lukanya

Setelah feses Shinta mulai berbentuk, obat diare pun habis, Shinta tetap diminumkan antibiotik untuk mengobati lukanya. Salepnya juga diganti dengan campuran bahan2 yang lebih lengkap (levertran, nebacetin, albumin dan TF) dan sebelum diberikan salep, lukanya diberi tetesan cairan pembersih antiseptik (oxoferin). Racikan tersebut diracik dengan pengawasan dan sangat berbahaya jika diberikan tanpa konsultasi dengan dokter hewan.

Setelah dua minggu, nafsu makan Shinta mulai stabil, fesesnya makin berbentuk, dan warnanya semakin normal. Luka basahnya juga mulai mengecil (dari diameter sekitar 5 cm menjadi 2,5 cm) walau masih ada nanahnya yang nantinya akan hilang dibantu juga dengan antibiotik yang diminum. Selang infus juga akhirnya dilepas. Shinta semakin aktif. Shinta juga masih rajin grooming jika collar-nya dilepas. Makannya tetap diberikan yang baik untuk pencernaan (intestinal) tetapi mulai diberikan makanan kering.

  • Progres Shinta
    Progres Shinta
  • Progres kesembuhan luka
    Progres kesembuhan luka


Setelah 20 hari perawatan, obat antibiotik yang diminum sebelumnya untuk diare dan untuk luka kulitnya selesai. Perawatan luka Shinta dilanjutkan dan upaya untuk meningkatkan berat badannya. Ketika pertama kali diperiksa berat Shinta sekitar 2,7 kg dan kemudian turun menjadi sekitar 2,2 kg. Jika kondisinya stabil, Shinta akan dapat memulai pengobatan antibiotik untuk parasit darahnya. Shinta juga diberikan obat cacing dan tetes kutu kembali.

Shinta susah difoto
Shinta susah difoto

Upaya untuk mencari rumah untuk Shinta sudah dimulai. Akan tetapi, tidak mudah. Kami tidak ada pilihan selain merawat Shinta di klinik, tempat terbaik untuk Shinta hingga di menemukan rumah dan keluarga yang mampu merawatnya. Walau pun selama di klinik, Shinta selalu ingin keluar kandang setiap kali dokter atau paramedis masuk ke dalam ruangannya. Jika dikeluarkan Shinta akan bermanja-manja di kaki dan tidak bisa difoto sama sekali karena terus bergerak.

Setelah sebulan lebih di klinik, Shinta menemukan calon keluarga angkat sementara (foster). Prosesnya tidak mudah, karena keluarga foster masih memiliki beberapa anak kucing (kitten) yang belum divaksin. Keluarga foster juga berharap Shinta dapat divaksin sebelum dibawa ke rumah mereka. Selain itu mereka perlu menyiapkan tempat dan pengobatan parasit darah Shinta.

Ketika Shinta akan divaksin, dokter menemukan rambut Shinta yang rontok di dalam kandang dalam jumlah banyak. Shinta diduga mengalami kebosanan sehingga dia grooming berlebihan setiap kali collar-nya dibuka. Shinta mungkin stres karena hampir sebulan berada di kandang. Bagian yang botak karena rambut yang rontok hanya di seputar ketiak kaki depannya.

Shinta overgrooming
Shinta overgrooming

Shinta akhirnya harus diobservasi kembali. Sambil menunggu kitten di rumah calon foster-nya selesai divaksin, atau kondisi Shinta membaik dan bisa divaksin. Walau pun, untuk mengurani stres-nya Shinta sebenarnya perlu dikeluarkan di dalam kandang dan mendapatkan sinar matahari. Kulit yang botak perlu diberikan Virgin Coconut OIl (VCO) dan Shinta perlu diberikan minyak ikan.

Karena Shinta belum bisa dibawa ke rumah foster-nya, dan pemulihan Shinta dianggap baik, dokter memutuskan untuk memulai pengobatan parasit darahnya. Shinta juga mendapat bantuan obat-obatan dari orang baik di media sosial, yaitu TF, Fufang dan Yunan. Selain itu, Shinta diberikan VCO dan minyak ikan.

Shinta tidak grooming berlebihan lagi. Bagian kulit yang botak, perlahan juga mulai kering, yang nantikan akan mengelupas untuk memulai pertumbuhan rambut yang baru. Dokter juga melakukan cek darah ulang, dan sel darah putihnya masih tinggi dan trombositnya pun masih rendah, 1,5 bulan sejak Shinta dibawa ke klinik. Shinta pun meneruskan pengobatan untuk parasit darahnya.

Shinta minta keluar kandang
Shinta minta keluar kandang

Setelah obat antibiotik untuk parasit darahnya habis, Shinta kembali dites darahnya. Hasilnya dianggap wajar mengingat parasit darahnya. Asalkan Shinta terus diberikan fufang dan makannya banyak, kondisi Shinta akan tetap stabil. Shinta juga masih diberikan VCO untuk diolesi di kulitnya, diminumkan minyak ikan dan TF.

Parasit darah di Shinta tidak akan menular, jika Shinta dan kucing lainnya rutin diberikan tetes kutu setidaknya setiap 3 bulan sekali. Selama hampir 60 hari di klinik, Shinta sudah diberikan obat kutu dan cacing selama 3 kali.

Vaksinasi Shinta sempat tertunda sehari karena suhu badannya rendah yaitu 37,8C. Akan tetapi besoknya kondisinya lebih baik dan akhirnya Shinta divaksin pada tanggal 22 Oktober 2020.

5 hari setelahnya Shinta dijemput dan diantar ke rumah foster-nya. Shinta tidak langsung disatukan dengan kucing yang lain, agar dia fokus mengenal lingkungan yang baru dan membangun rasa nyaman lebih dahulu. Setelah beberapa hari, Shinta mulai menjelajah dan mengenal kucing lain walau hanya dari pembatas ruangan. Sekarang Shinta sudah bergabung dengan yang lain. Shinta juga punya tempat favorit untuk tidur. Karakter Shinta sangat baik. Dia tidak agresif dengan kucing lain dan tidak peduli jika anak-anak kucing datang mendekat. Berat badan Shinta pun naik menjadi 2,45 kg.

Shinta tidur di rumah foster
Shinta tidur di rumah foster

Saat ini Shinta tinggal di tempat yang aman dan terjamin. Akan tetapi, Shinta memiliki keluarga yang cukup besar. Maka kami ingin mencoba mencarikan Shinta keluarga kecil yang bisa memberikan perhatian khusus untuk Shinta, memeluk Shinta setiap saat dan mungkin bisa membawa Shinta tidur di tempat tidur bersama keluarganya.

Shinta di rumah foster
Shinta di rumah foster

Jika Anda mampu merawat Shinta dan memberikan kasih sayang untuk Shinta sampai akhir hayatnya, kami berharap Anda dapat berjanji untuk

  1. Berkomunikasi dan bekerja sama dengan Catrescue.id 
  2. Memberikan tempat yang aman dan nyaman untuk Shinta bebas bergerak
  3. Memberikan obat cacing dan kutu setiap bulan
  4. Memberikan vaksin rutin setiap tahun
  5. Memberi makan khusus kucing yang bergizi sesuai kebutuhannya
  6. Memberi vitamin berkala
  7. Jika sakit diperiksakan ke dokter
  8. Memelihara Shinta untuk seumur hidupnya dengan baik

Ketentuan yang lebih lengkap dan formulir yang harus diisi dapat ditemukan melalui tautan https://catrescue.id/adopsi.

Shinta telah berjuang. Tuhan pun telah menentukan nasibnya. Kami bersama tim medis di klinik dan keluarga foster Shinta juga telah berusaha yang terbaik untuk Shinta. Terima kasih tim medis dan keluarga foster atas pertolongannya untuk Shinta!

Kami akan terus berusaha untuk memperjuangkan Shinta mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik. Harapan kami adalah semakin banyak orang dapat berkontribusi dan menolong kucing jalanan seperti Shinta, dan Shinta mendapatkan yang terbaik untuknya.

Adopsi Kucing dari Lapangan Parkir Yuk!

Devin Maeztri · September 24, 2020 · 1 Komentar

Mereka memang kucing liar, tetapi bukan berarti mereka tidak boleh merasakan hidup nyaman di dalam rumah dengan keluarga yang sayang, makanan yang selalu tersedia, perawatan yang maksimal untuk kesehatannya, dan tidak terancam bahaya tertabrak kendaraan yang hilir mudik.

Sama halnya dengan kucing liar di mana pun, musuh mereka bukan hanya bahaya kendaraan bermotor, tetapi juga manusia yang tidak suka akan keberadaan mereka. Beberapa alasan manusia tidak menyukai kucing liar adalah:

  • Tidak suka binatang
  • Alergi terhadap binatang
  • Jijik melihat binatang
  • Peraturan tidak mengizinkan ada binatang liar
  • Binatang mencuri makanan
  • Binatang pipis dan pup sembarangan
  • Dan lainnya

Di sebuah permukiman di daerah Pasar Minggu banyak terdapat kucing liar. Sebagian kecil adalah kucing yang lahir di sana dan bertahan hidup. Akan tetapi, sebagian besar adalah kucing yang dibuang orang yang tidak bertanggung jawab ke lokasi atau yang datang dari luar permukiman.

Ketidaksukaan manusia atas keberadaan mereka selalu diselesaikan dengan “pembuangan” ke tempat lain yang dianggap memiliki sumber makanan. Padahal, pembuangan terkesan seperti solusi tetapi sifatnya sementara karena kucing liar akan selalu datang dan pergi. Selain itu, pembuangan adalah bentuk kurangnya tanggung jawaban dan ketidakbijaksanaan dalam menyelesaikan masalah. Terlebih lagi, pembuangan sama dengan memindahkan masalah atau melempar tanggung jawab.

Di awal 2020, warga yang peduli mulai bergotong royong membawa kucing-kucing liar untuk disteril, diberikan obat cacing dan kutu, setelah itu dicarikan adopter. Sebelumnya sudah ada inisiatif individu untuk mensterilkan kucing-kucing di sana tetapi kemampuan individu yang terbatas tidak secepat kemampuan kucing liar berkembang biak dan pembuangan kucing.

Hampir sebagian besar kucing yang tinggal dan yang datang dan pergi berhasil disteril. Akan tetapi, kebiasaan mereka tidur di bawah kolong mobil dan di dalam mesin mobil sangat membahayakan nyawa mereka. Selain itu, terlalu banyak orang yang tidak suka dan tidak peduli, sehingga keselamatan mereka selalu terancam. Beberapa kucing juga hilang dari peredaran, mungkin diambil untuk dipelihara (amin!) atau juga tertabrak dan langsung dibawa untuk dikubur.

Pandemi Covid-19 cukup menyulitkan pencarian adopter, karena calon adopter tidak berani berkomitmen. Belum lagi, pemelihara yang menambah beban lingkungan dengan membuang kucing peliharaannya yang belum divaksin dan disteril.

Beberapa kucing yang sudah disteril dan belum diadopsi dapat dilihat di halaman Adopsi, beserta ketentuan dan formulir adopsi yang harus dibaca dan dilengkapi. Formulir dibutuhkan untuk memastikan kucing-kucing akan mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Kehidupan sejahtera adalah makanan bergizi yang tersedia setiap saat, divaksin setiap tahun, diberi obat cacing dan kutu secara berkala, tinggal di tempat yang bersih, sehat dan aman, diajak bermain dan disayang, serta dibawa ke dokter segera jika sakit. Informasinya juga tersedia dalam bahasa Inggris.

Berikut jenis dan nama kucing-kucing yang sudah steril dan dapat diadopsi.
Betina: Bebe, Kitty, Istar, Jamila, Pessy, Shinta, Telon, Toa
Jantan: Baba, Balko, Baung, Jaya, Jutek, Kiki, Koko, Oyen, Simba, Toce

TNR Kucing di Menteng, Agustus 2020

Devin Maeztri · Agustus 5, 2020 · Tinggalkan Komentar

Terakhir kali kami melakukan TNR di koloni kucing di Menteng adalah bulan Januari 2020. Proses penyembuhan, pelepasan kembali, pembayaran dan administrasi lain membutuhkan waktu kurang lebih sebulan. Sehingga kami tidak dapat setiap bulan melakukan TNR, selain itu kami harus melakukan TNR di koloni lain secara bergiliran.

Di awal bulan Maret kami melakukan TNR di Depok. Terlepas wabah Covid-19, kami juga melakukan TNR di Tanjung Barat, karena di sebelah koloni lama, ditemukan koloni baru dengan kondisi mengenaskan. Banyak kucing kurus dan beranak pinak.

Wabah Covid-19 yang terjadi menambah jumlah kucing di jalanan akibat dibuang oleh pemelihara yang takut tertular virus dari binatang peliharaan karena tidak terpapar informasi yang benar. Selain itu, banyak kasus pembuangan kucing karena pemelihara mengalami PHK sehingga tidak sanggup memelihara atau mengobati kucing yang sakit. Kucing jalanan pun semakin kurus dan kelaparan, karena tidak ada orang/tukang jualan yang keluar rumah dan bisa berbagi sisa makanan. Street feeder pun tidak keluar rumah seperti biasa.

Maka, pada hari Minggu, 2 Agustus 2020, kami mengadakan TNR di koloni kucing di Menteng, yang dibantu oleh 12 orang yang peduli dan mau turun ke lapangan. Kondisi medan di Menteng yang cukup sulit lumayan memakan waktu. Kami mulai sekitar jam 15:00 WIB dan selesai sekitar jam 19:00 WIB.

Salah satu titik lokasi penangkapan

Sebanyak 20 ekor kucing berhasil ditangkap dan dibawa ke dua klinik yang berbeda karena alasan logistik. Ini jumlah paling banyak yang pernah kami tangkap dalam satu kegiatan TNR.

20 kucing, terdiri atas:
11 ekor kucing betina
9 ekor kucing jantan

17 kucing dibawa ke klinik di Bekasi
3 kucing dibawa ke klinik di Kemang

12 kucing telah disteril dan dengan kondisi paska steril baik
7 kucing menjalani pengobatan untuk flu dan penyakit kulit
1 kucing hamil sudah di-foster oleh relawan kami

2 anak kucing dari salah satu kucing betina (Mama Bambi) yang disteril langsung dibawa oleh adopter. Setelah induknya pulih paska steril kami akan mempertemukan induk dengan anaknya. Jika Mama Bambi tidak memiliki keterikatan, maka kami akan melepas kembali Mama Bambi ke tempat asalnya. Jika masih ada keterikatan, maka kami akan meminta bantuan adopter kitten Mama Bambi untuk memperbolehkan Mama Bambi tinggal dengan anak-anaknya, sampai air susunya habis dan anak-anaknya mandiri.

Akan tetapi, kami tidak bisa menangkap Mama Bibi dan anaknya yang baru ketahuan ada satu ekor. Kondisi lingkungan yang penuh sampah dan susah untuk dijangkau untuk memberi makan, menyebabkan banyak kucing terjebak tidak bisa mendapatkan makanan dan menderita penyakit kulit. Salah satunya adalah Mama Bibi yang badannya penuh jamur dan kondisinya malnutrisi.

Mama Bambi dan Mama Bibi adalah target TNR kami sejak tahun 2018, tetapi karena mereka sangat sulit ditangkap, dan ketidakmampuan kami melakukan TNR rutin, mereka hamil dan berkembang biak.

Semua kucing yang disteril diberikan obat cacing dan sebagian diberikan obat kutu karena alasan logistik dan keterbatasan dana.

Kami menggunakan jasa transportasi yang disediakan oleh klinik di Bekasi, selebihnya dengan transportasi umum. Kami juga mendapatkan pinjaman keranjang rio dari klinik di Bekasi. Selebihnya kami mendapatkan pinjaman dari para relawan.

Para relawan kami juga ada yang saling membantu meminjamkan kandang dan keranjang untuk relawan yang merawat kucing yang hamil. Ada juga yang membantu membelikan makanan. Kami juga berharap semua relawan membantu menyebarkan informasi untuk menggalang dana.

Relawan sedang mengisi formulir dari klinik

Kita semua BISA membantu mereka. Tidak hanya dengan memberi makan tetapi juga mengendalikan populasi dengan TNR. Steril membuat mereka lebih sehat dan memiliki kesempatan hidup yang lebih baik dengan tidak berkembang biak.

Kami mengajak yang STREETFEEDING di ruang publik di Menteng dan yang tinggal, bekerja dan beraktivitas di Menteng untuk membantu mereka dengan berdonasi.

Bantuan donasi akan digunakan untuk membiayai steril dan rawat inap, serta pengobatan kucing yang sakit. Donasi dapat disalurkan dengan transfer bank, dan bulanan atau tahunan sesuai dengan paket yang dipilih dengan kartu kredit melalui situs web kami Catrescue.id. Donasi juga dapat dikirimkan melalui DANA, GOPAY dan OVO di nomor 0811343684.

Catrescue.id
CIMB Niaga Kantor Cabang Pintu Air
Swift Code – BNIAIDJA
Nomor rekening – 705516204400
Nama – Aswini Rosita
Konfirmasi dengan bukti transfer – info@catrescue.id

Bagi yang mengenali lokasinya, MOHON TIDAK MENYEBUTKAN. Karena banyak orang yang membuang kucing di area tersebut. MEMBUANG kucing = MEMBUNUH kucing karena mereka tinggal di area yang sangat tidak sehat dan banyak kucing dewasa dan anak kucing yang mati terlindas kendaraan.

Terima kasih atas dukungan, donasi dan doa teman-teman untuk membantu kucing jalanan!

TNR Kucing Jalanan

Devin Maeztri · April 26, 2020 · 6 Komentar

Kegiatan Catrescue.id berfokus pada kegiatan TNR kucing jalanan. Beberapa relawan Catrescue.id telah melakukan TNR di lingkungan rumah dan kantor secara individu. Karena kemampuan setiap individu terbatas untuk juga melakukan TNR kucing jalanan di ruang publik, maka kami bergotong royong memulai Catrescue.id. 

Maka, sejak awal Catrescue.id memutuskan untuk fokus melakukan TNR kucing jalanan dan menolong kucing yang sakit di koloni yang dimonitor oleh relawan, dibantu dengan donasi dan adopsi dari masyarakat yang peduli, serta berbagi informasi melalui situs web Catrescue.id dan media sosial Instagram, Facebook dan Twitter @Catrescuedotid. 

Mengapa membatasi ruang lingkup kegiatan? Karena kami sadar bahwa kami tidak mungkin melakukan semuanya. Dengan fokus pada kegiatan yang dianggap strategis dan sesuai dengan kemampuan diri maka tujuan yang diharapkan insya Allah akan lebih mudah dicapai. 

TNR Kucing Jalanan dan Tujuannya

TNR adalah Trap Neuter Return atau Tangkap Steril Lepas. Kegiatan TNR targetnya adalah kucing jalanan atau kucing liar. Tujuannya adalah untuk membatasi perkembangbiakan kucing liar yang terlantar di jalanan. Kucing jalanan, khususnya yang kita beri makan rutin, ditangkap untuk dikebiri atau disteril dan setelah pulih dilepaskan kembali ke jalanan atau tempat yang lebih aman.

Mengapa? Karena banyak kucing liar hidup di jalan dengan kondisi mengenaskan. Anak kucing, kucing bunting, kucing sakit, kucing cacat dan kucing tua dengan kondisi kelaparan, terluka, kotor atau sekarat. 

Kita tidak bisa menolong semua kucing dengan membawa mereka pulang. Jangan sampai kita menjadi hoader atau pengumpul kucing, dengan kemampuan finansial dan fisik terbatas. Kita juga tidak mampu membawa semua kucing sakit yang kita temukan di jalanan ke klinik dan membiayai kesembuhannya. Biaya pengobatan yang besar untuk setiap kucing sakit akan sangat berharga untuk mencegah lahirnya kucing baru yang berakhir terlantar di jalanan, lewat TNR.

Selain itu, banyak kucing berpemilik yang kabur dan salah satu penyebabnya adalah karena tidak disteril, atau kucing dibuang karena beberapa alasan. diantaranya adalah karena terlalu banyak kucing di rumah, tidak punya uang, berhenti bekerja, bisnis merugi, tidak ada waktu, mau menikah dan program hamil atau pun pindah rumah.

Kita semua bisa menolong kucing jalanan. Akan tetapi, tidak dengan membawa mereka semua pulang dan menjadikan mereka hewan peliharaan. Tidak hanya dengan memberi makan atau streetfeeding, atau hanya dengan membawa ke klinik setiap melihat kucing sakit di jalan. TIDAK HANYA, maka artinya harus dibarengi dengan hal lain.

Kita harus juga berupaya melakukan TNR kucing jalanan dan juga mensteril kucing yang kita pelihara di rumah. TNR dan steril kucing adalah cara yang paling manusiawi, sehat dan berdampak positif sangat panjang bagi kucingnya, manusia dan lingkungannya. 

Steril Kucing

Steril atau OH untuk kucing betina dan kebiri atau kastrasi untuk kucing jantan sering juga disebut pemandulan, yaitu tindakan operasi yang mengangkat organ reproduksi hewan, rahim pada betina dan testis pada jantan. Hewan tetap memiliki keinginan kawin dan masih dapat kawin. Akan tetapi, keinginan untuk kawin akan jauh berkurang setelah disteril/dikastrasi. Steril dilakukan sekali oleh dokter hewan di klinik hewa. Akan tetapi ada kegiatan steril terjangkau yang diselengarakan oleh komunitas peduli hewan yang bekerja sama dengan dokter hewan atau klinik hewan. 

Steril dilakukan pada kucing betina dan jantan, serta ras apa pun, dan berpemilik/indoor maupun liar di jalanan.

Kami menyarankan untuk memberikan ET atau eartip pada kuping kucing yang disteril. ET diberikan saat kucing dalam keaadan dibius, agar tidak ditangkap setelah dilepas untuk disteril lagi. Kucing peliharaan berpemilik tetap punya potensi hilang atau kabur, maka ET tetap penting untuk diberikan. Di luar negeri ET adalah tanda bahwa kucing liar telah disteril, divaksin dan bagian dari koloni yang tidak boleh diganggu.

Steril juga lebih aman dan sehat untuk kucing dibandingkan dengan suntik KB yang dapat mengakibatkan kanker payudara atau rahim, infeksi di kandungan hingga bernanah dan pyometra. Selain hewannya akan sangat tersiksa dan berisiko kematian tinggi, biaya pengobatannya pun sangat besar.

Kucing jantan dapat membuahi banyak kucing betina, maka kucing jantan juga perlu untuk dikebiri. Kastrasi kucing jantan akan membuatnya sehat, tidak spraying, tidak kabur lalu pulang dengan luka, dan tidak berisik ketika sedang birahi. Kastrasi pada kucing jantan juga mengurangi risiko terkena FUS/FLUTD atau pembentukan kristal di saluran kencing yang menyebabkan kucing susah kencing atau kencing berdarah.

Beberapa alasan untuk tidak menyegerakan steril atau tidak steril sama sekali yang sering dilontarkan, sangat tidak tepat dan tidak masuk akal:

  1. Menunggu birahi pertama
  2. Merasakan kawin, bunting atau punya anak sekali
  3. Memiliki generasi penerus
  4. Agar tidak stress

Tidak ada manfaat dari membiarkan regenerasi kucing atau berkembang biak. Kucing tidak berpikir akan melahirkan anak yang akan membawa nama baik keluarga, yang akan menjadi penyelamat di akhirat jika menjadi anak yang soleh dan mendoakannya.

Kucing juga mencari pasangan dan kawin bukan atas dasar rasa cinta dan sayang dan memahami peran ibu dan ayah untuk memberikan makan dan merawat anaknya. Banyak induk kucing yang tidak dapat merawat anaknya, sehingga tidak diminumi susu dan akhirnya mati.

Kucing juga tidak akan punah karena kucing bukan binatang seperti harimau atau singa yang butuh proses bertahun-tahun untuk mencari pasangan, kawin, bunting dan melahirkan.

Syarat umum kucing yang bisa disteril:

  1. Sehat, tidak demam atau diare
  2. Berat badan minimal 2kg
  3. Tidak ada luka abses, scabies atau jamur yang parah
  4. Usia minimal 4 bulan atau sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter

Catatan: Kucing betina dapat dibuahi di umur 4 bulan. Risiko kucing betina muda mati saat melahirkan sangat tinggi. Jika kucingnya bertahan hidup, belum tentu anak yang dilahirkan dapat bertahan.

Manfaat steril kucing:

  1. Kucing lebih sehat dan memiliki harapan hidup lebih tinggi karena steril mencegah penyakit yang dipengaruhi hormon dan gen, kanker, tumor, infeksi  dan lainnya, mencegah penularan penyakit dari perkawinan apalagi dengan kucing jalanan yang berpotensi memiliki berbagai penyakit, kutu dan jamur, mencegah luka atau abses akibat bertikai memperebutkan pasangan yang bisa bedampak fatal.
  2. Kucing lebih tenang karena hormon lebih stabil dan tidak gelisah atau berisik karena birahi.
  3. Mengurangi risiko kabur karena dorongan kawin dan mencari pasangan.
  4. Menghindari kebiasaan pipis sembarangan atau spraying untuk menandai atau marking teritorinya.
  5. Mencegah lahirnya anak kucing yang tidak perlu lahir ke dunia yang nantinya berpotensi dibuang, dijual atau terlantar karena tidak mendapatkan makan dan mati karena penyakit atau kecelakaan.
  6. Mengurangi beban finansial, moral, fisik dan mental, sehingga pemelihara bisa fokus menyayangi dan menyehatkan kucing yang ada sampai akhir hayatnya.
  7. Menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
  8. Mencegah kejahatan terhadap hewan karena membuang sama dengan membunuh, dan penyiksaan terhadap kucing yang dianggap mengganggu.

Bagi yang masih belum yakin tentang hukum steril di dalam agama (khususnya Islam) tentang menyakiti hewan, berikut tautan yang dapat dibaca lebih lanjut: https://konsultasisyariah.com/15591-hukum-mengebiri-kucing.html. Insya Allah banyak sekali manfaat dari steril kucing peliharaan dan jalanan yang dapat terlihat pada kucingnya dan dirasakan oleh lingkungannya.

Baca lebih lanjut dan sebarkan informasi mengenai steril kucing peliharaan dan jalanan lewat tautan berikut: https://catrescue.id/steril-kucing-peliharaan-dan-jalanan/.

Pelaksanaan TNR Kucing Jalanan

TNR kucing jalanan dapat dilakukan secara individu atau berkelompok. Jika sebagai individu, maka semua biaya dan teknis pelaksanaan dilakukan sendiri. Sedangkan berkelompok dilakukan dengan mengajak orang lain yang peduli untuk bergotong royong membiayai steril dan melaksanakannya.

Jika di dalam sebuah koloni masih ada kucing jantan yang belum dikebiri, dan ada kucing betina yang belum disteril, prioritas steril harus dilakukan untuk kucing betina. Jika memungkinkan, semua kucing betina disteril sekaligus.

TNR kucing di koloni tertentu yang ideal dilakukan oleh orang-orang yang rutin memberi makan, yang tinggal di dekat koloni tersebut atau sering melewati koloni tersebut karena lebih mengenal kucing-kucingnya dan lokasinya.

Jika membutuhkan jasa menangkap kucing dapat menghubungi akun Instagram Transpetkoe, atau jika membutuhkan bantuan TNR dalam jumlah besar dapat menghubungi akun Instagram atau Facebook Yabilindo.

TNR Individu:

  1. Targetnya adalah kucing yang kita beri makan rutin di depan rumah, di komplek, di kantor, di kantin, di pasar atau di sepanjang jalan yang kita temui.
  2. Kucing ditangkap dan bawa ke klinik atau steril terjangkau.
  3. Kucing dirawat inap di klinik atau dirawat inap di rumah, hingga jahitan kering dan pulih total.
  4. Kucing dilepasliarkan di tempat ditangkap.
  5. Pantau kondisinya setelah dilepas untuk melihat apakah jahitan terbuka kembali atau ada pembengkakan, luka lain atau flu untuk dapat diberikan pertolongan selanjutnya.
  6. Jika kucingnya berasal dari lokasi yang berbahaya atau dalam kondisi tidak sehat sehingga rentan jika dikembalikan ke jalanan, upayakan untuk mencarikan foster sampai mendapatkan adopter.

TNR Kelompok:

  1. Targetnya adalah kucing yang kita beri makan rutin di komplek, di kantor, di kantin, di pasar atau di sepanjang jalan yang kita temui.
  2. Mengumpulkan orang lain yang peduli kucing dan juga memberi makan kucing di komplek, kantor, kantin atau sesama streetfeeder yang kita temui di jalan.
  3. Merencanakan bersama, membagi peran dalam pelaksanaannya dan beban pembiayaan, atau mengumpulkan dana bersama.
  4. Kucing ditangkap dan bawa ke klinik atau steril terjangkau.
  5. Kucing dirawat inap di klinik atau dirawat inap di rumah, hingga jahitan kering dan pulih total.
  6. Kucing dilepas liarkan di tempat ditangkap.
  7. Pantau kondisinya setelah dilepas untuk melihat apakah jahitan terbuka kembali atau ada pembengkakan, luka lain atau flu untuk dapat diberikan pertolongan selanjutnya.
  8. Jika kucingnya berasal dari lokasi yang berbahaya atau dalam kondisi tidak sehat sehingga rentan jika dikembalikan ke jalanan, upayakan untuk mencarikan foster sampai mendapatkan adopter.

Persiapan TNR Kucing Jalanan:

  1. Tentukan target kucing: jantan atau betina, perkiraan usia, amati kondisinya. Kucing yang bisa disteril adalah minimal usia 4 bulan, kondisi sehat tidak flu dan demam, tidak ada scabies atau luka abses. 
  2. Jika kucing masih feral atau belum bisa didekati, akan butuh waktu untuk berkenalan dengan memberi makan dan menghabiskan waktu dengannya sampai kucingnya mau didekati dan bisa ditangkap.
  3. Jika kucing sakit, tangkap untuk disembuhkan di klinik atau di rumah, kemudian disteril setelah sembuh dan dilepaskan kembali.
  4. Jika bunting besar sebaiknya tunggu sampai melahirkan dan jika masih menyusui, tunggu hingga anaknya berusia 1-2 bulan dan sudah bisa makan wetfood dan dryfood khusus kitten, atau tidak tergantung pada susu induknya.
  5. Jika bunting kecil beberapa klinik dan penyelenggara bersedia aborsi tetapi ada juga yang tidak. Tanyakan sebelum menangkap kucingnya.
  6. Jika kucingnya sudah tua, harus dicek darah lengkap karena sangat berisiko tinggi ketika melalui proses pembiusan.
  7. Cari klinik terdekat yang terjangkau atau tanyakan ke klinik jika ada harga khusus untuk kucing jalanan yang akan disteril dan dilepasliarkan kembali. Cara lainnnya adalah dengan mencari kegiatan steril terjangkau dari komunitas terdekat dan daftar segera.
  8. Beberapa klinik tidak menerima kucing jika belum divaksin, belum diberi obat kutu dan diberi obat cacing. Beberapa komunitas penyelenggara steril terjangkau juga akan menolak jika kucingnya sakit, jamuran atau scabies, sehingga harus diperiksakan ke dokter sebelum disteril.

Perhitungkan seluruh biayanya

  1. steril
  2. rawat inap
  3. obat cacing
  4. obat kutu
  5. biaya penyembuhan sebelum steril jika sakit
  6. transportasi antar jemput

Jika membutuhkan biaya yang terasa berat, lakukan TNR berkelompok agar beban yang ditanggung bisa dibagi dan terasa lebih ringan. Jangkau orang-orang yang peduli, ajak mereka untuk terlibat dan peduli.

Jika tidak ada steril terjangkau dari komunitas cari Puskeswan dan Dinas Peternakan, universitas yang menawakan jurusan Kedokteran Hewan atau klinik serta dokter hewan. Ajak mereka kerja sama, pastikan dan komunikasikan tujuan kegiatan TNR yang dilakukan.

Jangan terburu-buru untuk melepaskan kucing untuk menghemat biaya atau tidak mau repot, sementara kondisi kucingnya belum sehat atau jahitan belum kering menutup rapat. Setiap kucing memiliki daya tahan tubuh yang berbeda, ada yang alergi obat bius, benang jahit, obat, dll. Kucing juga memiliki karakter yang berbeda, ada yang tenang dan pendiam atau aktif dan bersemangat. Semua hal di atas dapat memengaruhi waktu yang dibutuhkan setiap kucing untuk pulih dari operasi steril.

Metode steril setiap dokter berbeda, ada yang diberikan obat antibiotik atau salep untuk lukanya ada yang tidak. Jika diberikan antibiotik, maka harus dihabiskan sebelum dilepas kembali.

Perlengkapan yang harus dimiliki:

  1. Pet cargo/kerangjang rio – pastikan kandang rio aman tidak mudah didobrak oleh kucing jalanan yang stress, jika perlu tambahkan tali pengaman. Pet cargo yang dapat dibuka dari atas lebih praktis digunakan.
  2. Perangkap hewan yang aman dan tidak berbahaya atau melukai hewannya.
  3. Jaring hewan, digunakan oleh sebagian orang, walau ada juga yang berpendapat akan menyebabkan trauma pada kucingnya.
  4. Kandang hewan yang cukup besar jika memutuskan untuk rawat inap sendiri di rumah dan pasir serta litter box, atau koran bekas jika ingin lebih praktis membersihkan sisa kotorannya. Letakkan kandang ditempat yang aman dan terlindungi dari angin, panas dan hujan, tetapi terang dengan cukup sinar matahari dan perputaran udara segar.
  5. Makanan kucing khususnya wetfood, kucing habis steril biasanya sedikit terganggu nafsu makannya, wetfood, a/d atau recovery memiliki bau menyengat untuk menggugah selera makan kucing. 
  6. Vitamin dan obat untuk luka jahitan untuk antisipasi jika kondisi kucing menurun atau terjadi pembengkakan atau jahitan sedikit terbuka karena dijilat.
  7. Collar untuk kucing yang cenderung menjilat jahitan.
Pet cargo yang direkomendasikan
Pet cargo yang direkomendasikan

Penangkapan Kucing Jalanan untuk TNR

Penangkapan harus dilakukan dengan cara yang manusiawi. Tidak ada cara khusus menentukan kucing yang berpemilik atau tidak. Kucing berpemilik biasanya terlihat terawat, atau memiliki kalung. Akan tetapi, yang utama adalah melihat jika kucingnya sudah disteril dengan memastikan ada eartip di kupingnya atau testisnya yang sudah diangkat yang dapat terlihat pada kucing jantan.

  1. Siapkan label untuk ditempel di pet cargo yang berisi informasi tentang kucing yang ditangkap: nama jika ada, jenis kelamin, tanda khusus dan lokasi.
  2. Makanan basah sebagai umpan.
  3. Tali penguat tambahan untuk keranjang rio.
  4. Jika dibutuhkan: sarung tangan yang mudah digunakan untuk menangkap dan mengurangi cakaran, jaring ikan (banyak yang tidak setuju karena akan menambah stres), atau perangkap kucing misalnya dari X-trap.
  5. Transport, sebaiknya dengan mobil jika jumlah banyak, dan cuaca kurang mendukung untuk mengurangi stres.
  6. Perlengkapan lain seperti spidol, gunting, tissue basah, tissue kering, alkohol, payung, jas hujan, dan lainnya.
  7. Jika ikut steril terjangkau oleh komunitas, pastikan untuk mengikuti arahan yang diberikan khususnya, dalam hal puasa sebelum operasi dan tata tertib membawa hewan.

Sambil melakukan penangkapan, jangan lupa membawa:

  1. Makanan kering untuk steetfeeding kucing di koloni yang sudah disteril.
  2. Obat-obatan selain antibiotik untuk menolong kucing jalanan yang sakit atau terluka yang ditemukan.
  3. Air minum matang dengan wadahnya untuk kucing jalanan yang ditemukan.

Pelepasan Kucing Jalanan yang Telah Disteril

Kucing dapat dilepas kembali di tempat mereka ditemukan/ditangkap jika tidak berbahaya. Jika berbahaya upayakan untuk merelokasi atau mencarikan adopter.

Kucing dilepas kembali jika kondisi makan dan minum, pipis dan pup-nya normal. Jantan dapat dilepas setelah 1-2 hari, dan betina dapat dilepas setelah 5-10 hari dan pastikan jahitan benar-benar kering dan tertutup kembali.

Steril Kucing dan Berdonasi untuk Program TNR Catrescue.id

Jika Anda ingin mensterilkan kucing-kucing peliharaan atau jalanan dan sekaligus berkontribusi pada program TNR Catrescue.id, Anda dapat mendaftarkan steril kucing melalui Catrescue.id. Akan tetapi, terbatas pada area Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi

Catrescue.id bekerja sama dengan klinik Amore dan LeoNVets dalam menjalankan kegiatan TNR. Dukungan kedua klinik tersebut juga diterima dalam bentuk fasilitas steril terjangkau untuk masyarakat yang mendaftarkan kucingnya melalui Catrescue.id.

Klinik Amore berlokasi di Bekasi (Galaxy), Depok (Sawangan), Kemang, Pejaten dan Serpong (BSD). Akan tetapi, Amore Depok menawarkan harga yang berbeda, maka masyarakat dapat langsung menghubungi Amore Depok di 0812-9162-8006. Selain di Depok, bagi masyarakat yang ingin mendaftarkan kucingnya dapat membaca informasi dan mendaftarkan kucingnya lewat tautan berikut: Program Steril Kucing di Amore.

Klinik LeoNVets berlokasi di Bekasi (Jatiasih), akan tetapi menawarkan layanan antar jemput yang sangat terjangkau untuk wilayah Jakarta, Depok dan Tangerang. Bagi masyarakat yang ingin mendaftarkan kucingnya dapat membaca informasi dan mendaftarkan kucingnya lewat tautan berikut: Program Steril dan Vaksin Kucing di LeonVets. Tautan tersebut diproteksi, sehingga Anda harus menghubungi Devin di 081319068130 untuk meminta kata sandi (password).

Catatan: Tulisan di atas disusun dalam rangka Kuliah WhatsApp Masyaracat hasil kolaborasi Catrescue.id dengan akun Instagram Neko_Koneko7 pada 10 April 2020. Artikel ini juga akan terus dikembangkan dan diperbaiki seiring waktu. Jika ada masukan atau informasi tambahan untuk memperbaiki artikel ini, silakan dikirimkan ke info@catrescue.id.

Tips Berkunjung ke Klinik Hewan

Devin Maeztri · Februari 5, 2020 · Tinggalkan Komentar

Sebagai pemilik hewan dan pecinta kucing, Anda perlu terus meningkatkan pengetahuan tentang menjadi pemilk dan pecinta kucing yang lebih cerdas dan bertanggung jawab. Salah satunya adalah persiapan dan cara membawa dan menangani kucing ketika berkunjung ke klinik hewan.

Di bawah ini adalah petunjuk yang sebaiknya diikuti oleh semua pemilik dan pecinta kucing dan yang ditulis oleh drh. Angga dan disusun kembali oleh Mpus Bogor.

  1. Membawa hewan menggunakan pet carrier (pet cargo atau keranjang rio)
    Bertujuan mencegah hewan stres selama perjalanan, stres ditempat baru, stres bertemu orang lain, sehingga mempengaruhi suhu tubuh, mencegah hewan kabur dan mencegah hewan terkontaminasi penyakit.
  2. Tidak melepas hewan setiba di klinik
    Bertujuan untuk mencegah hewan stres di lingkungan baru dan resiko terkontaminasi virus jika lantai atau terdapat benda yang tertular virus, bakteri dan jamur.
  3. Tidak menyentuh hewan yang ada di klinik
    Kita tidak pernah tahu hewan yang kita sentuh dalam kondisi sehat atau sakit, maka sangat berisiko kalau tangan kita menyentuh hewan yang sakit karena akan menularkan penyakit dari hewan lain.
  4. Tidak membiarkan owner atau pasien lain menyentuh atau bertemu dengan hewan kita
    Selain mencegah stres, juga mencegah penularan silang penyakit dari dan atau ke hewan lain.
  5. “Keep in touch” dengan hewan kesayanganmu
    Selalu awasi hewan kesayangan Anda dan jangan ditinggal, karena kita tidak pernah tahu kondisi kebersihan klinik yang kita datangi.
  6. Jujur
    Berkata hal yang sebenarnya kepada paramedis dan dokter hewan tentang kondisi hewanmu (tempramen, kondisi sakit, dll) sehingga tim medis mampu menempatkan dan mempersiapkan sesuatu untuk menolong hewanmu.

Sumber: drh. Angga dan Mpus Bogor

  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to Next Page »

© 2023 CATRESCUE.ID · All rights reserved · Developed with by Niels Lange · Follow us on