• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

CATRESCUE.ID

One cat at a time

  • Beranda
  • Donasi
  • Adopsi
    • Adoptable Cats
  • Edukasi
  • Artikel
  • Tentang
    • Tanya Jawab
    • Kontak
  • English
Hide Search

perawatan

Ringworm

Devin Maeztri · Februari 28, 2020 · Tinggalkan Komentar

Kita sering mendengar istilah kucing jamuran. Sebenarnya terdapat berbagai macam jamur pada kucing. Salah satu jenis jamur yang paling umum menyerang kucing adalah ringworm.

Ringworm atau disebut dermatophytosis adalah infeksi jamur yang dapat merusak rambut, kulit atau kuku pada anjing, kucing dan menular ke manusia. Infeksi ringworm menimbulkan kondisi kulit yang khas seperti cincin, bulat-bulat dan gatal.

Ringworm ini disebabkan karena jamur Microsporum canis, Microsporum gypseum, atau Trichophyton sp. Jamur tersebut dapat menular langsung antara hewan atau melalui lingkungan. Jamur dapat hidup di lingkungan
hingga 2 tahun.

Lingkungan yang lembab dan hangat seperti iklim di Indonesia membuat jamur cepat tumbuh, spora jamur dapat berada di sisir untuk grooming, sofa, kasur, kandang, dan lainnya.

Kucing yang menjadi pembawa dan menularkan bisa saja tidak memiliki gejala. Kucing-kucing dengan daya tahan tubuh yang rendah lebih sering terinfeksi seperti kitten, kucing tua, kucing stress, kucing yang sedang terkena penyakit parasit lain atau virus.

Gejala

Gejalanya bergantung pada berapa lama kucingnya terinfeksi. Misalnya hanya berupa lesi kecil bulat, atau kulit melepuh, gatal dan kerontokan rambut. Kerontokan sering terlihat pada awalnya di kepala, kuping dan ekor yang dapat menyebar ke seluruh bagian badan.

Pengobatan

Pengobatan ringworm membutuhkan kesabaran dan ketelatenan karena akan memakan waktu yang cukup lama. Kucing sakit juga harus dipisahkan agar tidak menular ke kucing lain, dan agar spora jamur tidak menyebar dan menetap di lingkungan.

Pengobatan dapat dilakukan dengan memandikan kucing menggunakan
sampo anti jamur secara teratur, obat salep atau obat minum.

Kondisi setiap kucing berbeda, termasuk kondisi kekebalan tubuh dan tingkat keparahan jamur. Maka, pengobatan jamur antara satu kucing dengan yang lain mungkin berbeda, meskipun jenis jamurnya sama dan tinggal di lingkungan yang sama.

Konsultasikan kondisi kucing ke dokter hewan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Pengobatan jamur harus tepat dan tuntas supaya tidak menular dan menyebar di lingkungan.

Ringworm sangat menular, juga ke manusia dan rasanya sangat gatal serta panas di kulit. Maka, kita harus berhati-hati saat kontak dengan kucing yang sakit.

Pencegahan

Karena pengobatan yang memakan waktu cukup lama, maka akan lebih baik kita menjaga dan mencegah agar jangan sampai terkena jamur.

Apa saja cara pencegahannya?

  1. Jika ada kucing baru masuk, pisahkan terlebih dahulu di ruangan khusus yang mudah dibersihkan.
  2. Kucing bunting dan kitten sebaiknya dipisahkan dari kucing dewasa lainnya yang dapat menjadi carrier.
  3. Bersihkan ruangan, mainan dan tempat tidur kucing secara teratur.
  4. Bersihkan dengan rutin dan pisahkan alat mandi serta sisirnya.

Sumber: LeoNVets

Alergi Pinjal

Devin Maeztri · Februari 21, 2020 · Tinggalkan Komentar

Kucingmu sering menggaruk-garuk dan terlihat kegatalan? Gatal adalah salah satu tanda kucing mengalami gangguan di kulit atau rambut. Salah satu penyebabnya adalah kutu (pinjal).

Apa itu pinjal? Pinjal atau flea adalah salah satu jenis kutu kucing. Kutu pinjal paling umum ditemukan di kucing dan biasa disebut kutu loncat.

Pinjal dapat membuat kulit terasa gatal karena gigitannya, dan akan bertambah gatal jika kucing memiliki jenis kulit yang sensitif dan alergi dengan pinjal. Kondisi alergi pada kucing dapat diperparah dengan adanya infeksi bakteri atau jamur.

Ketika kucing terserang pinjal, kucing akan sangat kegatalan dan menggaruk dengan berlebihan hingga menjilat, menggigit, menggesek, bahkan menggulingkan badan.

Tanda adanya gigitan dan alergi pinjal adalah spot gatal, bentol merah atau kebotakan di daerah belakang badannya terutama di sekitar pangkal ekor, pinggang, paha dalam dan perut serta dapat juga terlihat di sekitar leher tetapi jarang menyerang kaki dan kepala.

Pengobatan

Pengobatan pinjal dapat dilakukan dengan memberikan obat kutu yang sesuai dengan jenisnya serta dengan dosis yang tepat.

Periksakan kucing ke dokter hewan jika terlihat tanda- tanda menggaruk berlebihan.

Lingkungan tempat tinggal juga harus bersih. Sedot debu pada sofa, bantal, dan permukaan kain lain dengan vacuum cleaner untuk menghindari pinjal bersembunyi dan menyerang kembali.

Sumber: LeoNVets

Kutu pada Kucing

Devin Maeztri · Februari 14, 2020 · Tinggalkan Komentar

Kutu adalah salah satu masalah yang sering menyerang kucing. Masalah kutu atau ektoparasit ini tidak dapat disepelekan karena dapat mengakibatkan penyakit lain yang berakibat fatal, dan dapat menggigit manusia.

Ektoparasit yang ada pada hewan antara lain adalah pinjal (flea), tungau (mite), caplak (tick) dan kutu (lice). Kutu sebenarnya adalah sebutan untuk lice dan biasanya menyerang manusia, bukan kucing, jadi kita tidak akan membahasnya.

Kutu yang dapat menyerang kucing:

  1. Pinjal.
    Terlihat seperti kutu beras pada bulu kucing dan dapat menyebabkan kulit iritasi dan gatal. Pada beberapa kucing yang sensitif, pinjal dapat menyebabkan peradangan kulit. Pinjal juga mengakibatkan anemia parah terutama pada kitten. Telur pinjal dapat hidup di lingkungan sampai dua tahun. Pinjal juga dapat menjadi pembawa cacing pita dan penular virus seperti FeLV (Feline Leukimia Virus), martonella, mycoplasma, dan lainnya.

    Manusia yang berkulit sensitif dapat mengalami alergi karena gigitan pinjal ini, biasanya berupa bentol kecil yang sangat gatal dan butuh waktu lama untuk hilang lalu membekas kehitaman.

  2. Caplak.
    Caplak merupakan masalah menyebalkan yang sering menyerang anjing. Caplak dapat menyebabkan anemia parah, kelumpuhan dan membawa penyakit lain seperti parasit darah, dan lainnya.

    Pemberantasan caplak membutuhkan ketelatenan serius dari pemilik, karena bukan hanya anjing yang perlu diobati tetapi lingkungan juga harus dibersihkan dengan rutin karena caplak dapat bertahan bertahun-tahun di lingkungan dan menempel di berbagai permukaan termasuk tanah dan dinding.

    Caplak menghisap darah dan menyebarkan berbagai penyakit. Meski umumnya menyerang anjing, caplak juga dapat menyerang kucing.

  3. Tungau.
    Tungau adalah jenis ektoparasit menyebabkan ear mites, scabies, demodec dan cheyletiella. Ear mites dapat menyebabkan iritasi bahkan infeksi telinga. Gejalanya dapat terlihat jika kucing sering menggaruk sampai luka dan kepala yang sering digoyangkan.

    Scabies dan demodec dapat hidup di dalam kulit dan menyebabkan gatal, iritasi, kebotakan dan tanda scabies adalah terjadinya penebalan kulit. Scabies juga dapat menular ke manusia.

Sumber: LeoNVets

Cara Merawat Kitten Tanpa Induk

Devin Maeztri · Februari 27, 2019 · 3 Komentar

Apakah kamu pernah menemukan anak kucing atau kitten tanpa induk di pinggir jalan? Sendiri atau bersama saudaranya tanpa induk? Sering kali mereka ditemukan di tempat-tempat yang tidak sepatutnya. Kadang mereka jelas-jelas dibuang oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Banyak juga kasus dimana anak kucing dibuang di depan rumah, karena kita dikenal sebagai penyayang kucing. Lalu apa yang harus dan dapat kita lakukan untuk menolong merawatnya?

Cari induknya atau indukan

Jangan membawa pulang anak kucing sebelum memastikan anak kucing tersebut tidak memiliki induk. Tunggu sampai sekitar 2-3 jam dan pastikan tidak ada induknya. Cari kucing betina di sekitar dengan payudara menggelambir. Jika setelah mencari dan menanyakan orang sekitar, kamu dapat membawanya. Datang lagi ke lokasi tersebut di waktu yang berbeda atau keesokan harinya untuk memastikan tidak ada induk atau keluarga kucing di sekitar lokasi anak kucing ditemukan.

Di saat yang bersamaan, carikan indukan yang mau menyusui anak kucing tersebut. Akan tetapi, perlu diawasi karena tidak semua induk kucing mau menerima anak kucing yang bukan anaknya. Jika tidak menemukan indukan atau diterima oleh induk kucing yang ada, kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk merawatnya.

Bawa ke dokter hewan

Bawa anak kucing tersebut ke dokter hewan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut kondisinya dan diberikan penanganan yang tepat. Sebaiknya tidak dirawat inap karena tubuh mereka yang rentan dan mudah terserang penyakit dapat dengan mudah terpapar dan tertular penyakit jika terlalu lama di rawat inap di klinik hewan. Apa lagi jika tidak di ruangan khusus dengan penanganan khusus. Pastikan anak kucing mendapatkan obat cacing, kutu atau jamur yang sesuai dengan kondisi dan anjuran dokter hewan.

Lakukan tes FPV atau Feline Panleukopenia Virus untuk memastikan mereka tidak terinfeksi. Hal ini penting untuk dapat memberikan perawatan yang terbaik agar mereka dapat bertahan hidup dan melindungi kucing yang lain agar tidak tertular. Jika mereka bersaudara hampir pasti seluruhnya terinfeksi jika salah satu dari mereka dites dan hasilnya positif FPV.

Karantina dan pisahkan kitten dalam kandang khusus yang terpisah dengan kucing lain di rumah selama minimal 2 minggu. Jauhkan dari kucing lain, utamanya yang belum vaksin.

Beri suhu hangat dan tempat yang kering dan bersih

Jika dirawat di rumah, anak kucing di bawah usia 5 minggu memerlukan suhu hangat sekitar 27-33 derajat Celcius. Dekatkan dengan kulitmu untuk menjaga mereka tetap hangat. Pastikan mereka juga terlindung dari hawa dingin dengan menyediakan selimut, lampu dengan daya 5 watt, atau heat pad yang sudah dilapisi untuk menjaga suasana hangat. Kamu juga bisa memberikan boneka sebagai pengganti pelukan induknya. Cara lainnya adalah menyediakan botol plastik berisi air hangat yang dilapisi handuk tipis. Bagian rumah yang terkena matahari pagi, dan tidak terkena angin malam sangat baik untuk mereka.

Beri susu

Jangan berikan susu sapi yang biasa diminum manusia kepada kucing apalagi anak kucing, karena mengandung laktosa tinggi dan menyebabkan diare. Diare dapat menyebabkan dehidrasi dan hilangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk anak kucing tumbuh sehat. Susu pengganti khusus untuk anak kucing dapat dibeli di toko hewan (pet shop) atau online shop, misalnya dari goat milk colostrum dari Ecopet atau milk replacer dari Royal Canin. Susu cap beruang atau susu kambing segar dapat digunakan, tetapi hanya sementara. Jangan membiarkan sisa susu diminum kembali. Susu harus habis dan tidak boleh didiamkan lama, karena akan basi dan menyebabkan diare.

Berikan dengan pipet atau botol susu, tetapi jangan dipaksa karena akan berisiko tersedak. Pastikan posisi anak kucing duduk dan tegak, bukan seperti meminumkan bayi manusia. Setelah meminum susu, berikan usapan lembut pada perut dan pantat anak kucing dengan tisu, sebagai pengganti gerakan menjilat induknya untuk mendorong mereka pee dan pup.

Beri makanan khusus kitten

Jika telinga anak kucing sudah berdiri maka mereka bisa dicoba untuk diberikan makanan khusus seperti weaning dan mother and baby dari Royal Canin. Makanan basah dapat diberikan sehari dua kali, dicampur susu, vitamin dan minyak ikan satu tetes saja, dan harus sampai habis. Makanan kering dapat disediakan dengan air minum matang. Pemberian vitamin dan minyak ikan yang terlalu banyak dapat menyebabkan diare.

Panduan untuk Mencari Tahun Usia Kitten dari Kitten Lady

Bersihkan jika badannya kotor

Jangan langsung memandikan anak kucing jika kondisinya demam atau lemas. Jika badannya kotor dapat dibersihkan dengan tisu basah atau handuk kecil basah. Jika kotor sekali dan tidak demam atau lemas dapat dimandikan. Pastikan dengan air panas dan harus dikeringkan dengan baik agar tidak kedinginan dan jamuran. Lakukan ketika matahari sedang bersinar terang. Jika badannya penuh jamur, bisa dioleskan VCO dan diusap pelan, agar jamurnya rontok. Lalu dimandikan dengan sampo jamur dan dikeringkan dengan sempurna. Gunakan kain kanebo dan pengering rambut untuk membantu mengeringkan dengan sempurna.

Segerakan vaksin

Jika anak kucing yang ditemukan hampir berusia 2 bulan atau lebih, target utamanya adalah agar mereka dapat divaksin ketika berusia 2 bulan atau lebih. Konsultasikan dan jadwalkan dengan dokter hewan. Anak kucing harus dalam kondisi sehat dan memiliki berat badan yang cukup. Tingkatkan gizinya dengan makanan khusus kitten dari kelas premium seperti Happy Cat, dll. Berikan vitamin sesuai anjuran dokter. Vaksin akan melindungi mereka dan menguransi risiko terkena virus yang cukup mematikan untuk anak kucing dan belum ada obatnya, seperti panleukopenia, calici, chlamidya atau rhinitis.

Cari adopter atau foster

Jika harus dicarikan adopter/foster, rawat lebih dahulu anak kucingnya sesuai arahan di atas. Pastikan adopter/foster punya pengalaman merawat anak kucing dan memiliki semua perlengkapan yang dibutuhkan. Jangan sampai adopter/foster lalai sehingga anak kucing yang ingin kita selamatkan mati karena tidak dirawat dengan baik dan benar. Rumah yang jumlah kucingnya banyak, dan tidak divaksin dan disteril juga bukan tempat yang baik. Karena berpotensi menularkan penyakit berbahaya. Jangan sampai juga jatuh ke tangan para pecinta reptil besar yang menjadikan kucing atau anak kucing santapan ular atau buaya.

Sumber yang paling lengkap seputar anak kucing tanpa induk dan bagaimana merawatnya dapat dilihat di situs web Kitten Lady atau follow akun Instagramnya. Kitten Lady juga menyediakan panduan lengkap yang dapat dipelajari dan dijadikan pegangan dalam merawat anak kucing tanpa induk.

UNDUH PANDUAN MERAWAT KITTEN DARI KITTEN LADY

© 2023 CATRESCUE.ID · All rights reserved · Developed with by Niels Lange · Follow us on