• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

CATRESCUE.ID

One cat at a time

  • Beranda
  • Donasi
  • Adopsi
    • Adoptable Cats
  • Edukasi
  • Artikel
  • Tentang
    • Tanya Jawab
    • Kontak
  • English
Hide Search

kutu kucing

Obat Kutu untuk Kucing

Devin Maeztri · Desember 7, 2020 · Tinggalkan Komentar

Tahukah kamu, pemberian obat kutu untuk kucing tidak boleh sembarangan, lho!

Ada obat kutu untuk kucing yang mengandung Phyretin dan Phyretroid, yang biasanya ada di shampoo anti kutu, spray anti kutu dan berbagai macam produk anti kutu lainnya.

Di kemasan produk anti kutu, terdapat keterangan tentang kandungan dan dosis yang harus dipatuhi. Jika pemakaian tidak sesuai dengan petunjuk, produk anti kutu bisa beracun.

Begitu juga jika kucing sedang dalam kondisi tidak baik, misalnya ada gejala sakit seperti virus, malnutrisi, atau berusia tua.

Waspada jika setelah diberikan anti kutu, kucingmu mengalami gejala:

  1. Liur berlebihan
  2. Mengibaskan telinga dan kaki
  3. Gangguan koordinasi
  4. Penurunan fungsi-fungsi vital
  5. Hilang kesadaran
  6. Gemetar
  7. Kejang
  8. Kenaikan suhu badan
  9. Muntah dan diare

Selalu konsultasi dengan dokter hewan sebelum menggunakan produk anti kutu agar pengendalian kutu tepat dan sesuai.

Sumber artikel: LeoNVets
Sumber foto: Cat World

Scabies

Devin Maeztri · Maret 6, 2020 · Tinggalkan Komentar

Pernah bertemu kucing jalanan yang terkena scabies, seluruh badan terutama kulit dan biasanya di sekitar kuping hingga kepala memiliki koreng, luka, serta tidak ada bulunya?

Scabies memang sangat cepat menular dan biasa terjadi pada kucing liar karena lingkungan dan proses penularannya sangat mudah terjadi.

Kucing yang tinggal di rumah juga dapat terkena scabies. Scabies adalah jenis kutu (ektoparasit) yang masuk ke dalam kulit sehingga menimbulkan gatal, hingga luka dan kulit mengeras.

Scabies menular dari kontak langsung, terutama jika ada luka terbuka. Hal ini yang menyebabkan scabies mudah menular pada kucing liar yang sering bertengkar dan saling mencakar atau menggigit.

Scabies juga dapat menular ke manusia, maka jangan pernah memegang kucing yang scabies dengan tangan kosong! Gunakan sarung tangan, dan cuci tangan setelah kontak dengan kucing yang scabies.

Pengobatan scabies dapat dengan memberikan obat kutu, baik melalui suntikan ataupun tetes. Namun, kondisi kucing harus dipertimbangkan karena obat kutu untuk scabies cukup keras.

Selalu konsultasikan ke dokter hewan terdekat sebelum menggunakan obat kutu. Selain untuk memastikan kondisi kucing aman untuk diberi obat kutu, juga untuk menentukan obat kutu mana yang paling tepat.

Sumber: LeoNVets

Alergi Pinjal

Devin Maeztri · Februari 21, 2020 · Tinggalkan Komentar

Kucingmu sering menggaruk-garuk dan terlihat kegatalan? Gatal adalah salah satu tanda kucing mengalami gangguan di kulit atau rambut. Salah satu penyebabnya adalah kutu (pinjal).

Apa itu pinjal? Pinjal atau flea adalah salah satu jenis kutu kucing. Kutu pinjal paling umum ditemukan di kucing dan biasa disebut kutu loncat.

Pinjal dapat membuat kulit terasa gatal karena gigitannya, dan akan bertambah gatal jika kucing memiliki jenis kulit yang sensitif dan alergi dengan pinjal. Kondisi alergi pada kucing dapat diperparah dengan adanya infeksi bakteri atau jamur.

Ketika kucing terserang pinjal, kucing akan sangat kegatalan dan menggaruk dengan berlebihan hingga menjilat, menggigit, menggesek, bahkan menggulingkan badan.

Tanda adanya gigitan dan alergi pinjal adalah spot gatal, bentol merah atau kebotakan di daerah belakang badannya terutama di sekitar pangkal ekor, pinggang, paha dalam dan perut serta dapat juga terlihat di sekitar leher tetapi jarang menyerang kaki dan kepala.

Pengobatan

Pengobatan pinjal dapat dilakukan dengan memberikan obat kutu yang sesuai dengan jenisnya serta dengan dosis yang tepat.

Periksakan kucing ke dokter hewan jika terlihat tanda- tanda menggaruk berlebihan.

Lingkungan tempat tinggal juga harus bersih. Sedot debu pada sofa, bantal, dan permukaan kain lain dengan vacuum cleaner untuk menghindari pinjal bersembunyi dan menyerang kembali.

Sumber: LeoNVets

Kutu pada Kucing

Devin Maeztri · Februari 14, 2020 · Tinggalkan Komentar

Kutu adalah salah satu masalah yang sering menyerang kucing. Masalah kutu atau ektoparasit ini tidak dapat disepelekan karena dapat mengakibatkan penyakit lain yang berakibat fatal, dan dapat menggigit manusia.

Ektoparasit yang ada pada hewan antara lain adalah pinjal (flea), tungau (mite), caplak (tick) dan kutu (lice). Kutu sebenarnya adalah sebutan untuk lice dan biasanya menyerang manusia, bukan kucing, jadi kita tidak akan membahasnya.

Kutu yang dapat menyerang kucing:

  1. Pinjal.
    Terlihat seperti kutu beras pada bulu kucing dan dapat menyebabkan kulit iritasi dan gatal. Pada beberapa kucing yang sensitif, pinjal dapat menyebabkan peradangan kulit. Pinjal juga mengakibatkan anemia parah terutama pada kitten. Telur pinjal dapat hidup di lingkungan sampai dua tahun. Pinjal juga dapat menjadi pembawa cacing pita dan penular virus seperti FeLV (Feline Leukimia Virus), martonella, mycoplasma, dan lainnya.

    Manusia yang berkulit sensitif dapat mengalami alergi karena gigitan pinjal ini, biasanya berupa bentol kecil yang sangat gatal dan butuh waktu lama untuk hilang lalu membekas kehitaman.

  2. Caplak.
    Caplak merupakan masalah menyebalkan yang sering menyerang anjing. Caplak dapat menyebabkan anemia parah, kelumpuhan dan membawa penyakit lain seperti parasit darah, dan lainnya.

    Pemberantasan caplak membutuhkan ketelatenan serius dari pemilik, karena bukan hanya anjing yang perlu diobati tetapi lingkungan juga harus dibersihkan dengan rutin karena caplak dapat bertahan bertahun-tahun di lingkungan dan menempel di berbagai permukaan termasuk tanah dan dinding.

    Caplak menghisap darah dan menyebarkan berbagai penyakit. Meski umumnya menyerang anjing, caplak juga dapat menyerang kucing.

  3. Tungau.
    Tungau adalah jenis ektoparasit menyebabkan ear mites, scabies, demodec dan cheyletiella. Ear mites dapat menyebabkan iritasi bahkan infeksi telinga. Gejalanya dapat terlihat jika kucing sering menggaruk sampai luka dan kepala yang sering digoyangkan.

    Scabies dan demodec dapat hidup di dalam kulit dan menyebabkan gatal, iritasi, kebotakan dan tanda scabies adalah terjadinya penebalan kulit. Scabies juga dapat menular ke manusia.

Sumber: LeoNVets

© 2023 CATRESCUE.ID · All rights reserved · Developed with by Niels Lange · Follow us on