RIP Lico – Selamat jalan anak ganteng! Maafkan kami atas segala ketidakmampuan kami.
Tanggal 2 Agustus 2020 saat kami menangkap beberapa kucing jalanan di ruang publik untuk disteril, koloni yang kami monitor di Menteng, kami bertemu Lico yang sedang menunggu di depan warung. Saat itu, juga ada kucing betina alumni TNR kami. Entah Lico sedang menunggu diberikan sisa makanan oleh pemilik warung atau menunggu si betina, kami langsung menargetkan Lico untuk menjadi peserta TNR.
Kebetulan ada satu keranjang rio kosong. Kami dekati dan ternyata Lico tidak terlalu banyak melawan. Badan Lico besar dan panjang untuk ukuran kucing liar. Kami tidak melihat lebih jauh kondisinya selain hidung Lico yang basah penuh dengan leleran. Di dalam keranjang rio, Lico ketahuan bersin-bersin.
Lico dinyatakan flu parah dan tidak lolos steril oleh dokter pemeriksa di klinik. Lico harus diobati sampai sembuh sebelum disteril. Akan tetapi, setelah dua minggu, flu Lico tidak kunjung sembuh dan Lico masih sering batuk-batuk. Lico dironsen dan hasil ronsen menunjukkan paru-parunya bagus, tidak ada pneumonia. Darah Lico pun dites dan ternyata Lico positif mengalami sirosis hati.
Karena keterbatasan donasi yang kami terima dan banyaknya kucing jalanan yang kami TNR di bulan Agustus, kami memutuskan untuk mencarikan Lico adopter atau foster. Harapannya sambil melanjutkan obatnya Lico dapat merasa senang keluar dari klinik. Sayang tidak mudah bagi kucing seperti Lico untuk menemukan foster apalagi adopter. Akhirnya, bantuan datang dari PetCampingID. Lico pun diantar ke rumah PetCampingID, dan terus meminum obat. Lico juga semangat makan, apalagi jika diberi makanan basah oleh teman-teman di PetCampingID.
Setelah hampir sebulan flu Lico masih reklatif parah dan berat badannya pun semakin menurun. Akhirnya Lico dibawa dan diperiksa kembali di klinik. Berat Lico saat ditangkap adalah 4kg dan setelah kembali ke klinik, dan ditimbang beratnya hanya 2,8kg. Tes darah keduanya menunjukkan infeksi bakteri yang bertambah parah dan kondisi hatinya tidak berubah.
Kondisi hati yang lemah membuat sulit untuk dokter memberikan obat antibiotik yang cukup kuat. Sel-sel di hati pun tidak bisa memperbaiki diri. Lico juga mengalami dehidrasi sehingga harus diinfus
Kami ikhlas jika Lico tidak bisa sembuh apalagi disteril. Kami khawatir Lico merasakan kesakitan yang teramat sangat. Setelah dilakukan linking, Lico tidak merasa sedih atau marah, dia cukup senang dengan makan dan tidur saja. Dia tidak merasakan apa-apa pada badannya, hanya hidungnya yang mampet.
Kami pun merasa Lico lebih baik dirawat inap di tangani oleh ahlinya. Sampai akhirnya kemarin pagi, 3 Oktobr 2020, kami mendapatkan kabar Lico sudah pergi.
Kami yakin Tuhan YME tahu niat kami melakukan TNR. Wapau pun rasa bersalah selalu datang, membuat kami tidak dapat menahan air mata mengingat Lico, perjuangannya dan kesabarannya.
Kami hanya dapat berdoa agar kami selalu diberikan kekuatan untuk bisa menolong teman-teman Lico di luar sana. Dan semakin banyak orang yang sadar steril dan tidak membuang kucing ke mana pun.
Kami juga bersyukur dan berterima kasih, atas dukungan teman-teman, donatur, dan klinik yang selalu membantu kami untuk menolong kucing-kucing jalanan yang terlantar dan terbuang.
Selamat jalan Lico ganteng! Maafkan kami ya Nak. Sampai kita bertemu lagi nanti.
Tinggalkan Balasan