Mereka memang kucing liar, tetapi bukan berarti mereka tidak boleh merasakan hidup nyaman di dalam rumah dengan keluarga yang sayang, makanan yang selalu tersedia, perawatan yang maksimal untuk kesehatannya, dan tidak terancam bahaya tertabrak kendaraan yang hilir mudik.
Sama halnya dengan kucing liar di mana pun, musuh mereka bukan hanya bahaya kendaraan bermotor, tetapi juga manusia yang tidak suka akan keberadaan mereka. Beberapa alasan manusia tidak menyukai kucing liar adalah:
- Tidak suka binatang
- Alergi terhadap binatang
- Jijik melihat binatang
- Peraturan tidak mengizinkan ada binatang liar
- Binatang mencuri makanan
- Binatang pipis dan pup sembarangan
- Dan lainnya
Di sebuah permukiman di daerah Pasar Minggu banyak terdapat kucing liar. Sebagian kecil adalah kucing yang lahir di sana dan bertahan hidup. Akan tetapi, sebagian besar adalah kucing yang dibuang orang yang tidak bertanggung jawab ke lokasi atau yang datang dari luar permukiman.
Ketidaksukaan manusia atas keberadaan mereka selalu diselesaikan dengan “pembuangan” ke tempat lain yang dianggap memiliki sumber makanan. Padahal, pembuangan terkesan seperti solusi tetapi sifatnya sementara karena kucing liar akan selalu datang dan pergi. Selain itu, pembuangan adalah bentuk kurangnya tanggung jawaban dan ketidakbijaksanaan dalam menyelesaikan masalah. Terlebih lagi, pembuangan sama dengan memindahkan masalah atau melempar tanggung jawab.
Di awal 2020, warga yang peduli mulai bergotong royong membawa kucing-kucing liar untuk disteril, diberikan obat cacing dan kutu, setelah itu dicarikan adopter. Sebelumnya sudah ada inisiatif individu untuk mensterilkan kucing-kucing di sana tetapi kemampuan individu yang terbatas tidak secepat kemampuan kucing liar berkembang biak dan pembuangan kucing.
Hampir sebagian besar kucing yang tinggal dan yang datang dan pergi berhasil disteril. Akan tetapi, kebiasaan mereka tidur di bawah kolong mobil dan di dalam mesin mobil sangat membahayakan nyawa mereka. Selain itu, terlalu banyak orang yang tidak suka dan tidak peduli, sehingga keselamatan mereka selalu terancam. Beberapa kucing juga hilang dari peredaran, mungkin diambil untuk dipelihara (amin!) atau juga tertabrak dan langsung dibawa untuk dikubur.
Pandemi Covid-19 cukup menyulitkan pencarian adopter, karena calon adopter tidak berani berkomitmen. Belum lagi, pemelihara yang menambah beban lingkungan dengan membuang kucing peliharaannya yang belum divaksin dan disteril.
Beberapa kucing yang sudah disteril dan belum diadopsi dapat dilihat di halaman Adopsi, beserta ketentuan dan formulir adopsi yang harus dibaca dan dilengkapi. Formulir dibutuhkan untuk memastikan kucing-kucing akan mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Kehidupan sejahtera adalah makanan bergizi yang tersedia setiap saat, divaksin setiap tahun, diberi obat cacing dan kutu secara berkala, tinggal di tempat yang bersih, sehat dan aman, diajak bermain dan disayang, serta dibawa ke dokter segera jika sakit. Informasinya juga tersedia dalam bahasa Inggris.
Berikut jenis dan nama kucing-kucing yang sudah steril dan dapat diadopsi.
Betina: Bebe, Kitty, Istar, Jamila, Pessy, Shinta, Telon, Toa
Jantan: Baba, Balko, Baung, Jaya, Jutek, Kiki, Koko, Oyen, Simba, Toce
hai saya mau adopsi Bella ya